Terdapat 8 jenis tahap-tahap perkembangan psikososial Erickson.
Psikososial Tahap 1
Trust vs Mistrust (kepercayaan vs kecurigaan)
Tahap ini berlangsung pada masa oral, pada umur 0-1 tahun atau 1,5 tahun (infancy).
Bayi pada usia 0-1 tahun sepenuhnya bergantung pada orang lain,
perkembangan rasa percaya yang dibentuk oleh bayi tersebut berdasarkan
kesungguhan & kualitas penjaga (yang merawat) bayi tersebut. Apabila
bayi telah berhasil membangun rasa percaya terhadap si penjaga, dia
akan merasa nyaman & terlindungi di dalam kehidupannya. Akan tetapi,
jika penjagaannya tidak stabil & emosi terganggu dapat menyebabkan
bayi tersebut merasa tidak nyaman dan tidak percaya pada lingkungan
sekitar.
Kegagalan mengembangkan rasa percaya menyababkan bayi akan merasa takut
dan yakin bahwa lingkungan tidak akan memberikan kenyamanan bagi bayi
tersebut, sehingga bayi tersebut akan selalu curiga pada orang lain.
Psikososial Tahap 2
Otonomi vs perasaan malu dan ragu-ragu.
Tahap ini merupakan tahap anus-otot (anal/mascular stages), masa ini
disebut masa balita yang berlangsung mulai usia 1-3 tahun (early
childhood).
Pada masa ini anak cenderung aktif dalam segala hal, sehingga orang tua
dianjurkan untuk tidak terlalu membatasi ruang gerak serta kemandirian
anak. Namun tidak pula terlalu memberikan kebebasan melakukan apapun
yang dia mau.
Pembatasan ruang gerak pada anak dapat menyebabkan anak akan mudah
menyerah dan tidak dapat melakukan segala sesuatu tanpa bantuan orang
lain. Begitu pun sebalikny, jika anak terlalu diberi kebebasan mereka
akan cenderung bertindak sesuai yang dia inginkan tanpa memperhatikan
baik buruk tindakan tersebut. Sehingga orang tua dalam mendidik anak
pada usia ini harus seimbang antara pemberian kebebasan dan pembatasan
ruang gerak anak. Karena dengan cara itulah anak akan bisa mengembangkan
sikap kontrol diri dan harga diri.
Psikososial Tahap 3
Inisiatif vs kesalahan
Tahap ini dialami pada anak saat usia 4-5 tahun (preschool age)
Anak-anak pada usia ini mulai berinteraksi dengan lingkungak sekitarnya
sehingga menimbulkan rasa ingin tahu terhadap segala hal yang
dilihatnya.
Mereka mencoba mengambil banyak inisiatif dari rasa ingin tahu yang
mereka alami. Akan tetapi bila anak-anak pada masa ini mendapatkan pola
asuh yang salah, mereka cenderung merasa bersalah dan akhirnya hanya
berdiam diri. Sikap berdiam diri yang mereka lakukan bertujuan untuk
menghindari suatu kesalahan-kesalahan dalam sikap maupun perbuatan.
Psikososial Tahap 4
Kerajinan vs inferioritas
Tahap ini merupakan tahp laten usia 6-12 tahun (school age) ditingkat
ini anak mulai keluar dari lingkungan keluarga ke lingkungan sekolah
sehingga semua aspek memiliki peran misal orang tua harus selalu
mendorong, guru harus memberi perhatian, teman harus menerima
kehadirannya. Pada usia ini anak dituntut untuk dapat merasakan
bagaimana rasanya berhasil melalui tuntutan tersebut. Anak dapat
mengembangkan sikap rajin, jika anak tidak dapat meraih sukses karena
mereka merasa tidak mampu (infieoritas), anak dapat mengembangkan sikap
rendah diri. Sebab itu, peranan orang tua maupun guru sangat penting
untuk memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan anak pada usia ini usaha
yang sangat baik pada tahap ini adalah dengan mengembangkan kedua
karakteristik yang ada. Dengan begitu ada nilai positif yang dapat
dipetik dan dikembangkan dalam diri setiap pribadi yakni kompetensi.
Psikososial Tahap 5
Identitas vs kekacauan identitas
Tahap ini merupakan tahap adolense (remaja), dimulai pada saat masa
puber dan berakhir pada usia 12-18 tahun/anak. Di dalam tahap ini
lingkup lingkungan semakin luas, tidak hanya di lingkungan keluarga atau
sekolah, namun juga di masyarakat. Pencarian jati diri mulai
berlangsung dalam tahap ini. Apabila seorang remaja dalam mencari jati
dirinya bergaul dengan lingkungan yang baik maka akan tercipta identitas
yang baik pula. Namun sebaliknya, jika remaja bergaul dalam lingkungan
yang kurang baik maka akan timbul kekacauan identitas pada diri remaja
tersebut.
Psikososial Tahap 6
Keintiman vs isolasi
Tahap ini terjadi pada masa dewasa awal (young adult), usia sekitar
18/20-30 tahun. Dalam tahap ini keintiman dan isolasi harus seimbang
untuk memunculkan nilai positif yaitu cinta. Cinta yang dimaksud tidak
hanya dengan kekasih melainkan cinta secara luas dan universal (misal
pada keluarga, teman, sodara, binatang, dll).
Psikososial Tahap 7
Generatifitas vs stagnasi
Masa dewasa (dewasa tengah) ditempati oleh orang-orang yang berusia
yang berusia sekitar 20 tahunan sampai 55 tahun (middle adult). Dalam
tahap ini juga terdapat salah satu tugas yang harus dicapai yaitu dapat
mengabdikan diri guna mencapai keseimbangan antara sifat melahirkan
sesuatu (generatifitas) dengan tidak melakukan apa-apa (stagnasi).
Harapan yang ingin dicapai dalam masa ini adalah terjadinya keseimbangan
antara generatifitas dan stagnasi guna mendapatkan nilai positif yaitu
kepedulian. Ritualisasi dalam tahap ini meliputi generational dan
otoritisme. Generational merupakan interaksi yang terjalin baik antara
orang-orang dewasa dengan para penerusnya. Sedangkan otoritisme
merupakan interaksi yang terjalin kurang baik antara orang dewasa dengan
para penerusnya karena adanya aturan-aturan atau batasan-batasan yang
diterapkan dengan paksaan.
Psikososial Tahap 8
Integritas vs keputus asaan
Tahap ini merupakan tahap usia senja (usia lanjut). Ini merupakan
tahap yang sulit dilewati karena orang pada masa ini cenderung melakukan
introspeksi diri. Mereka akan memikirkan kembali hal-hal yang telah
terjadi pada masa sebelumnya, baik itu keberhasilan maupun kegagalan.
Jika dalam masa sebelumnya orang tersebut memiliki integritas yang
tinggi dalam segala hal dan banyak mencapai keberhasilan maka akan
menimbulkan kepuasan di masa senja nya. Namun sebaliknya, jika orang
tersebut banyak mengalami kegagalan maka akan timbul keputus asaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar